HARLAH NU, KANU Libya potong tumpeng
Walaupun tidak seperti negara di belahan dunia yang lain, namun semangat komunitas mahasiswa NU yang belajar di negeri hijau Libya untuk menunjukkan eksistensinya sangatlah tinggi.
Pada hari Rabu, 31 Januari 2007, Keluarga Nahdlatul Ulama (KANU) Libya sebagai salah satu wadah nahdliyyin menyelenggarakan Harlah Nahdlatul Ulama yang ke-81. Harlah kali ini tampak berbeda sekali dengan harlah-harlah maupun acara-acara sebelumnya. Kalau selama ini, acara-acara yang diselenggarakan hanya terbatas untuk para nahdliyyin saja, namun pada kali ini, untuk pertama kalinya KANU mengundang semua komponen yang ada.
Acara yang difasilitasi oleh Lajnah Hubungan Masyarakat KANU ini bisa dikata sukses. Semua komponen yang diundang tampak hadir duduk bersandingan dengan para pengurus KANU. Mulai dari ketua Kesatuan Keluarga Mahasiswa Indonesia (KKMI) Tripoli, M. Choirin S. Karmin yang duduk di sebelah ketua Tanfidz KANU, ketua Ikatan Keluarga Muhammadiyah (IKM) Tripoli, Ahmad Nubail yang duduk di belakangnya serta ketua MPA KKMI, Nandang Nur Shaleh yang duduk di samping Rais Syuriah KANU, H. Ahmad Faiz Irsyad, Lc. Tak ketinggalan juga para kainat (sebutan untuk mahasiswi NU yang tergabung dalam KANU) menyempatkan hadir pada acara yang diselenggarakan di kampus Kuliah Dakwah Islamiyah (KDI) Tripoli.
Sesuai dengan undangan yang disebarkan, Harlah kali ini dimulai tepat pada pukul 15.00 waktu Tripoli, walaupun merupakan waktu istirahat siang, namun para undangan tetap antusias mengikuti dan menghadiri undangan sampai berakhir pada pukul 17.00.
Acara dimulai dengan pembukaan yang dibuka langsung oleh A’wan Syuriah, Nasbin Panyahatan Lc. Dalam muqaddimahnya, mahasiswa S2 Kuliah Dakwah ini mengatakan bahwa beliau sangat senang sekali dengan adanya acara semacam ini. Menurut beliau, acara-acara seperti ini, yang melibatkan semua komponen yang ada, harus tetap dijalin dan ditingkatkan, agar hubungan silaturrahim dan kekeluargaan tetap terjalin dengan baik.
Setelah dibuka dengan sebuah pengantar atas nama pengurus Syuriah, acara dilanjutkan dengan pembacaan ayat suci Al-Qur’an yang dibawakan oleh Moch. Mahrus Mujahid, mahasiswa tahun 2 asal Indramayu. Dengan suaranya yang merdu, alumni Pondok Pesantren Lirboyo Kediri ini dapat menyihir para hadirin sehingga para tamu undangan kelihatan begitu hidmat mendengarkan kalam-kalam ilahy yang dilantunkannya.
Selanjutnya giliran ketua Tanfidz KANU, Idris Shaleh menyampaikan sambutannya sekaligus atas nama panitia. Dalam sambutannya, alumni Pondok Pesantren Kempek Cirebon ini mengatakan bahwa perbedaan adalah sebuah hal yang alami dan memang tidak bisa dihindari, namun sebuah perbedaan harus disikapi dengan arif sehingga ukhuwah tetap terjalin dengan baik. Beliau juga menceritakan kondisi-kondisi umat Islam di tanah air, mulai dari peta dakwah sampai pada orang-orang terlantar yang banyak bermukim di pemukiman kumuh dan kolong-kolong jembatan yang dihantui oleh gerakan kristenisasi. Di akhir sambutannya, beliau mengatakan bahwa tugas kita ke depan masih banyak yang harus dikerjakan, tepislah perbedaan-perbedaan yang ada dengan berfikir dan melangkah bersama untuk mencari solusi terbaik untuk mengatasi peroblematika umat Islam di tanah air.
Seusai sambutan ketua Tanfidz, acara dilanjutkan dengan pembacaan “Selayang pandang Nahdlatul Ulama dan KANU Libya”. M. Isa Ghozy Rantau, Mahasiswa baru asal Jakarta ini membacakan sejarah singkat tentang berdirinya NU, kemudian dilanjutkan dengan sejarah berdirinya KANU, mulai dari komunitas kecil yang bernama “Lingkar Matraman” dibawah komando Iwan Zainil Ghulam Jauhari, kemudian berganti nama menjadi KANU (Keluarga Nahdlatul Ulama) pada kepengurusan periode 2005-2006 sampai ketika delegasi KANU Libya menjadi delegasi di ICIS II dan MUNAS dan KONBES di Surabaya serta bertemu langsung dengan KH Hasyim Muzadi selaku ketua umum PBNU untuk membicarakan masalah berdirinya PCI NU Libya secara resmi.
Sebelum acara ini ditutup dengan do’a, giliran grup shalawat KANU unjuk gigi menampilkan kreasinya. Grup Shalawat yang sudah beberapa kali manggung dan diundang oleh orang-orang Libya dalam acara-acara tertentu, pada penampilan kali ini berklaborasi dengan seorang mahasiswa asal Bangladesh.
Di penghujung acara, Rais Syuriah KANU, H. Ahmad Faiz Irsyad Lc memimpin pembacaan do’a. Kemudian acara yang dipandu oleh Yusfar Ramadlan (alumni Pondok Pesantren Al-Amin Sumenep Madura) ini ditutup dengan pemotongan tumpeng yang dilakukan secara bergantian oleh Rais Syuriah dan Ketua Tanfidz KANU yang didampingi oleh Ketua KKMI dan Ketua IKM Tripoli Libya.
Moch Syamsuddin AM.
Alumni PP Hidayatul Mubtadi’in Singosari Malang
gimana kalo bahasa ke_NU-annya ga terlalu kental? ocah….?
ada ga database data mahasiswi NU di Libia, ada mahasiswi angkatan kemaren asal lumajang, dulunya NU buanget, sekarang biasa-biasa aja, kenapa yach?
if I just wanna be what I wanna be,
am I selfish???
-dilema-