RHAZES (240-320H / 864-925M)
Bapak Kedokteran Muslim Dan Penemu Air Raksa
Oleh: Solah Ulya *
Waktu bagaikan pedang, jika kau tidak memenggalnya segera, maka dialah yang akan memenggalmu.Mungkin inilah perinsip yang dipegangi oleh Rhazes, sehingga namanya melambung tinggi ke seantero dunia, berkat keilmuannya dalam berbagai bidang, khususnya di bidang kedokteran.
Dunia Islam mengenalnya dengan panggilan Abu Bakar Muhammad Ibn Zakaria Ar-Razy. Ia lahir pada masa pemerintahan Al-Watsiq dinasti Abasia, tepatnya pada tahun 240H / 864M di Rai, sebuah kota yang terletak beberapa mil dari Teheran.
Ia menerima pendidikan pertama kali dari seorang sejarawan Muslim ternama Syekh Aly Ibn Sahl Ibn Rabban Ath-Thabari. Setelah itu beliau menghabiskan masa mudanya untuk berkelana ke Persia dan Baghdad guna mendalami ilmu pengetahuan. Namun kecendrungan utama beliau lebih kepada buku-buku kedokteran karya Ilmuwan Muslim sebelumnya, begitu juga dengan karya-karya Galen dan karya-karya Hipocrates. Disamping juga beliau senang meneliti hukum-hukum agama Hindu pada masa itu. Hingga pada ahirnya, beliau dujuluki – oleh sebagian ahli sejarah – sebagai Abu ath-Thibb (Bapak Kedokteran).
Gelar tersebut bukanlah sebuah hadiah begitu saja, namun memang benar-benar terbukti nyata dalam beberapa karyanya di bidang kedokteran yang berjumlah kurang lebih 200 buku. Dan karyanya yang paling paling tersohor – di bidang kedokteran dan pengobatan dan telah mendapat respon besar untuk dikaji oleh para ilmuwan dunia – adalah kitab Al Hawi (comprehensive book). Buku ini mengkaji ilmu kedokteran dan pengobatan pada abad pertengahan, mulai dari kedokteran Yunani, Syria dan juga Arab secara menyeluruh. Karya yang berjumlah 20 jilid – yang sekarang telah menjadi 100 jilid – ini, merupakan sebuah karya monumental yang menunjukkan hasil kerja otak brilliant Rhazes (Ar-Razi). Buku ini telah diterjemahkan ke dalam bahasa Latin oleh Faray Ibn Salim (seorang dokter kenamaan dari Sicilia) dan Gir Farrogut atas perintah raja Charles I pada tahun 1279M dengan judul: “Liber Continens” atau dalam bahasa inggrisnya “The Book of Continens” (buku untuk berbagai benua).
Di samping itu, beliau juga dikenal sebagai kimiawan terkemuka di zamannya. Buku yang berjudul “Al Kimyaa” merupakan salah satu karyanya dalam bidang kimia, dan menjadi acuan penting bagi para Ilmuwan setelahnya. Dengan mempelajari buku ini orang akan tahu dan mengakui bahwa Ar-Razilah ilmuwan pertama kali yang berhasil mengklasifikasikan berbagai macam zat kimia ke dalam tiga bagian, yaitu: mineral atau logam, hewan dan tumbuhan. Di mana pengelompokan ini didasarkan pada anggapan bahwa hewan-hewan dan tumbuhan juga mengandung dan tersusun dari unsur-unsur kimia.
Selain buku ini, beliau juga memiliki karya lain berjudul: Sirr Al Asrar yang mengkaji secara detail klasifikasi kimia, sehingga ia dikenal sebagai pencetus teori klasifikasi kimia dengan perincian: jiwa, tubuh, batu, vitrial, borax dan garam. Masing-masing ia pisahkan menurut ciri-ciri yang gampang menguap dan yang sulit menguap atau volatile dan non volatile. Buku ini menarik perhatian para ilmuwan Barat dan menggelitik mereka untuk menerjemahkannya. Pada abad 12 masehi, Gerard Cremona menyalinnya ke dalam bahasa Latin. Di samping itu, buku ini juga dijadikan salah satu petunjuk praktikum kedokteran di Eropa hingga abad ke 19 M.
Ar-Razilah yang pertama kali menemukan air raksa atau mercury (Hg) yang kini banyak digunakan oleh dunia kedokteran. Di mana dunia kedokteran modern baru mengenalnya pada masa kaisar Alexei Mikhailovitsy (1629-1676M) yang memerintah pada tahun 1645-1676M. Ar-Razi juga adalah orang pertama yang melakukan pengobatan khas dengan pemanasan syaraf, mendiagnosa tekanan darah tinggi (hypertensi) dengan menggunakan kai, sejenis akupuntur yang digunakan untuk berbagai penyakit yang penyembuhannya memerlukan perangsangan saraf. Beliau juga yang pertama kali menggunakan kayu pengapit (spalk) untuk patah tulang (fracture).
Di bidang fisika, ia telah meneliti penentuan grafitasi spesifik dengan keseimbangan hidrostatik, yang dalam istilah arabnya disebut dengan al-mizan ath-thabi’i. Sedangkan di bidang optikal, ia menolak pendapat Eucleides dan Galinos yang mengatakan bahwa: “penglihatan mata pada benda tertentu, terbentuk karena keluarnya kekuatan penglihatan dari mata ke benda tersebut”. Namun beliau berpendapat bahwa: “penglihatan terjadi karena sampainya cahaya dari sebuah benda ke mata dan hitamnya mata berubah membesar dan mengecil, sesuai dengan potensi kekuatan sinar yang masuk ke dalamnya”.
Dalam karyanya al-judar wa al-hasbah, ia mengupas tuntas penyakit cacar dan campak (small-pox and measles). Beliau membedakan antara penyakit cacar menjadi dua: cacar air (variola) dan cacar merah (rougella). Buku ini termasuk karya yang sangat akurat tentang penyakit cacar dan campak. Dimana buku ini telah diterjemahkan oleh Williem A.Greenhill ke dalam bahasa Inggris yang telah dicetak ulang sebanyak lebih kurang 40 kali.
Di bidang kedokteran anak, beliau membahas secara kusus – dalam karyanya thibb al- athfal –aneka penyakit yang sering menyerang anak-anak, dan mengklasifikasikannya secara detail dan lengkap dengan gejala-gejala dan cara pengobatannya.
Dan masih banyak lagi karya-karya beliau yang lain, baik itu mengenai materi, ruang, nutrisi, waktu, gerak, iklim dan lain-lainnya yang tidak mungkin disebutkan semua dalam bulletin mini ini. Beliau juga sempat meninggalkan jejak ilmiahnya di bidang ilmu bedah, hingga dapat julukan sebagai pencipta seton (tambal luka).
Menjelang wafatnya, beliau sempat mengarang sebuah kitab dengan judul Al-Manshur yang dipersembahkannya kepada raja Al-Manshur penguasa Khurasan (sekarang menjadi wilayah Iran bagian timur, Afganistan dan Turkmanistan). Buku ini telah diterjemahkan ke dalam bahasa Latin oleh Gerard Cremona dengan judul: Liber Almansoris. Konon katanya, setelah beliau menyerahkan kitab tersebut pada Al-Manshur, beliau dipaksa unutk memperaktekkan teori yang ada dalam karangannya, karena raja tergiur oleh teorinya yang mengatakan: “Pencampuran beberapa logam murah bisa menghasilkan emas”. Sayangnya, beliau gagal melakukan experimen tersebut, sehingga beliau dipukul oleh pengawal raja dengan buku karangannya tadi, sampai robek. Tragedi yang menyebabkan butanya mata beliau, sekaligus menjadi penyebab datangnya ajal menjemput pada tahun 925 M / 320 H.
(Disarikan dari buku: “Andil Ilmuwan Muslim Terhadap Peradaban Modern”, Drs. H. Utsman Mukarram, MSi.)
* Mahasiswa Tingkat I Kuliah Dakwah Islamiyah Tripoli Libya.
ma kasih atas informasi mengenai Ar Razi karena aku butuh banget informasi ini. kalo bisa sejarah lengkap mengenai Ar Razi di tampilin dong. thank’s
trims songon gembel ho