Syekh Muhammad Yasin Bin Muhammad Isa Al-Fadani lahir di kota Mekah pada tahun 1915 dan wafat pada tahun 1990. beliau adalah ulama besar yang pernah sekolah di Madrasah Shaulatiyyah. Beliau adalah pencetus ide berdirinya Madrasah Darul-Ulũm sekaligus menjadi murid pertama madrasah itu.
Konon sebab tercetusnya ide membangun Madrasah tersebut disebabkan karena tindakan dan perlakuan direktur Madrasah Shaulatiyyah yang sangat menyinggung (hususnya) pelajar yang kebanyakan dari Asia Tenggara saat itu. Hal ini terbukti dengan berpindahnya 120 orang pelajar dari Shaulatiyyah ke Madrasah Darul-Ulum yang baru didirikan. Ini hampir tidak pernah dialami oleh Madrasah-madrasah yang baru dibuka mendapat murid yang begitu banyak sebagaimana Darul-Ulũm.
Dalam sebuah situs(1) dinyatakan bahwa pada tahun 1934, karena suatu konflik yang menyangkut kebanggaan nasional orang Indonesia, guru dan murid ‘Jawah’ telah keluar dari Shaulatiyah dan mendirikan madrasah Darul Ulum di Makkah.
Mengenai kesehari-harian beliau, dari cerita yang saya dengar dari ayah saya, yaitu Ustaz Sukarnawadi H. Husnuddu’at: “Syekh Yasin orangnya santai, sederhana, tidak menampakkan diri, sering muncul menggunakan kaos biasa, sarung, dan sering nongkrong di “Gahwaji” untuk Nyisyah (menghisap rokok arab)… tak seorangpun yang berani mencela beliau karena kekayaan ilmu yang beliau miliki… Yang ingkar kepada beliau hanyalah orang-orang yang lebih mengutamakan tampang zahir daripada yang bathin…
PUJIAN PARA ULAMA:
Syekh Zakaria Abdullah Bila teman dekat pendiri Nahdlatul Wathan yaitu Syekh M. Zainuddin pernah berkata, “waktu saya mengajar Qawa’idul-Fiqhi di Shaulatiyyah, seringkali mendapat kesulitan yang memaksa saya membolak balik kitab-kitab yang besar untuk memecahkan kesulitan tersebut. Namun setelah terbit kitab Al-Fawa’idul-Janiah karangan Syekh Yasin… menjadi mudahlah semua itu, dan ringanlah beban dalam mengajar.
Seorang ahli Hadits bernama Sayyid Abdul Aziz Al-Qumari pernah memuji dan menjuluki beliau sebagai kebanggaan Ulama Haramain dan sebagai Muhaddits.
Doctor Abdul Wahhab bin Abu Sulaiman (Dosen Dirasatul ‘Ulya Universitas Ummul Qura) di dalam kitab: الجواهر الثمينة في بيان أدلة عالم المدينة berkata: Syekh Yasin adalah Muhaddits, Faqih, Mudir Madrasah Darul-Ulum, pengarang banyak kitab dan salah satu Ulama Masjid Al-Haram…
Syekh Umar Abdul-Jabbar berkata didalam surat kabar Al-Bilad (jumat 24 Dzulqaidah 1379H/ 1960M): “…bahkan yang terbesar dari amal bakti Syekh Yasin adalah membuka madrasah putri pada tahun 1362H. Dimana dalam perjalanannya selalu ada rintangan, namun beliau dapat mengatasinya dengan penuh kesabaran dan ketabahan…
Assayyid Abdurrahman bin Muhammad bin Abdurrahman Al-Ahdal sebagai Mufti negeri Murawah Yaman saat itu, mengarang sebuah syiir yang panjang husus untuk memuji Syekh Yasin Al-Fadani Berikut saya nukilkan satu bait saja yang berbunyi:
أنت في العلم والمعاني فريد…… وبعقد الفخار أنت الوحيد
“Engkau tak ada taranya dalam ilmu dan hakekat, Dibangun orang kejayaan kaulah satu-satunya yang jaya”
Doctor Yusuf Abdurrazzaq sebagai dosen kuliah Ushuluddin Universitas Al-Azhar cairo juga memuji beliau dengan perkataan dan syiir yang panjang, saya nukilkan satu bait saja yang bunyinya:
أنت فينا بقية من كرام……لا ترى العين مثلهم إنسانا
“Engkau di tengah kami orang terpilih dari orang terhormat, tak pernah mata melihat manusia seumpama mereka.”
Ustaz Fadhal bin M. bin Iwadh Attarimi-pun berkata:
فيا طالب العلم لب نداء……ياسين وافرح بهذا القرى
“Wahai pencari ilmu sambutlah panggilan Yasin, bergembiralah dengan sajian yang ia sajikan,”
Doctor Ali Jum’ah yang menjabat sebagai Mufti Mesir dalam kitab Hasyiah Al-Imam Al-Baijuri Ala Jauharatittauhid yang ditahqiqnya, pada halaman 8 mengaku pernah menerima Ijazah Sanad Hadits Hasyiah tersebut dari Syekh Yasin yang digelarinya sebagai مسند الدنيا Musnid Addunia…
Al-Habib Assayyid Segaf bin Muhammad Assagaf seorang tokoh pendidik di Hadramaut (pada tahun 1373H) menceritakan kekaguman beliau terhadap Syekh Yasin, dan menjulukinya sabagai “Sayuthiyyu Zamanihi”. Beliau juga mengarang sebuah syiir untuk memuji beliau, berikut saya nukilkan dua bait saja yang bunyinya sebagai berikut:
لله درك يا ياسين من رجل……أم القرى أنت قاضيها ومفتيها
في كل فن وموضوع لقد كتبا ……يداك ما أثلج الألباب يحديها
“Bagus perbuatanmu hai Yasin engkau seorang tokoh,
dari Ummul Qura engkau Qhadi dan Muftinya.”
“Setiap pandan judul ilmu tertulis dengan dua tanganmu,
Alangkah sejuknya akal pikiran rasa terhibur olehnya.”
Assayyid Alawi bin Abbas Al-Maliki sebagai guru Madrasah Al-Falah dan Masjid Al-Haram, Syekh M. Mamduh Al-Mishri dan Al-Habib Ali bin Syekh Balfaqih Siun Hadramaut dan Ulama lainnya, pernah memuji karangan-karangan beliau…
Doctor Yahya Al-Gautsani bercerita, pernah ia menghadiri majlis Syekh Yasin untuk mengkhatam Sunan Abu Daud. Ketika itu hadir pula Muhaddits Al-Magrib Syekh Sayyid Abdullah bin Asshiddiq Al-Gumari dan Syekh Abdussubhan Al-Barmawi dan Syekh Abdul-Fattah Rawah.
H.M.Abrar Dahlan berkata: “yang membuat beliau lepas dari sorotan publikasi ialah karena ia telah menjadi lambang Ulama Saudi yang “bukan Wahabi” yang tersisa di Makkah. Walaupun begitu ia diakui juga oleh ulama Wahabi sebagai Ulama yang bersih dan tidak pernah menyerang kaum Wahabi… Seorang tokoh agama Najid dari Ibukota Riyadh (Pusat Paham Wahabi) yaitu Jasim bin Sulaiman Addausari pada tahun 1406H pernah berkata:
أبلغوا مني سلاما من صبا نجد……ذكيالأبي الفيض فداني
مسند الوقت بعيد عن نزول……هابط أما لما يعلو فداني
فدى أسر الروايات فلوتنطق……لقالت: علم الدين فداني
KARYA TULIS & MURID-MURID BELIAU:
Jumlah karya beliau mencapai 97 Kitab, di antaranya 9 kitab tentang Ilmu Hadits, 25 kitab tentang Ilmu dan Ushul fiqih, 36 buku tentang ilmu Falak, dan sisanya tentang Ilmu-ilmu yang lain…
Di antara murid-murid yang pernah berguru dan mengambil Ijazah sanad-sanad Hadits dari beliau adalah Al-Habib Umar bin Muhammad (Yaman), Syekh M. Ali Asshabuni (Syam), Doctor M. Hasan Addimasyqi, Syekh Isma’il Zain Alyamani, Doctor Ali Jum’ah (Mesir), Syekh Hasan Qathirji, Tuan Guru H. M. Zaini Abdul-Ghani (Kalimantan) dll…
Dan di antara murid-murid beliau yang di samping mengambil Sanad Hadits, mendapatkan Ijazah ‘Ammah dan Khasshah, juga diberi izin untuk mengajar di Madrasah Darul-Ulum adalah: H. Sayyid Hamid Al-Kaff, Dr. Muslim Nasution, H.Ahmad Damanhuri, H.M.Yusuf Hasyim, H.M. Abrar Dahlan, Dr. Sayyid Aqil Husain Al Munawwar, Ayah saya sendiri yaitu Ustaz Sukarnawadi KH. Husnuddu’at dll…
Ayah saya pernah bercerita, seseorang bernama H.Abdul-Aziz asal Jeruwaru Lombok NTB pernah mendatangi Syekh Yasin untuk meminta bai’at, izin serta restu untuk menjadi Mursyid Thariqat Naqsyabandiyyah… ketika itu Syekh Yasin memberi satu syarat, yaitu, ayah saya harus turut dibai’at, karena ayah saya di samping menjadi Guru yang lama mengajar di Madrasah Darul-Ulum, (dari tahun 1978 sampai 1990) juga sebagai salah satu dari sekian murid yang selalu diberikan bimbingan dan perhatian khusus… maka yang mendapat izin dari beliau untuk menjadi Mursyid Thariqat Naqsyabandiyyah yang berasal dari Lombok saat itu hanyalah Ayah saya dan H.Abdul Aziz…
Ayah saya sebagai warga, bahkan tokoh NW (ketika pulang ke lombok) menceritakan hal itu kepada pendiri Nahdlatul Wathan, yaitu Syekh M. Zainuddin, dan beliaupun tidak mengingkari hal tersebut, bahkan beliau merestui, memberikan Ijazah dan doa yang khusus serta harapan agar di samping itu tetap berjuang membela NW…
KEKERAMATAN BELIAU:
Seseorang bernama Zakariyya Thalib asal Syiria pernah mendatangi rumah Syekh Yasin Pada hari jumat. Ketika Azan jumat dikumandangkan, Syekh Yasin masih saja di rumah, ahirnya Zakariyya keluar dan solat di masjid terdekat. Seusai solat jum’at, ia menemui seorang kawan, Zakariyyapun bercerita pada temannya bahwa Syekh Yasin ra. tidak solat Jum’at. Namun dibantah oleh temannya karena kata temannya, “kami sama-sama Syekh solat di Nuzhah, yaitu di Masjid Syekh Hasan Massyat ra. yang jaraknya jauh sekali dari rumah beliau”…
H.M.Abrar Dahlan bercerita, suatu hari Syekh Yasin pernah menyuruh saya membikin Syai (teh) dan Syesah (yang biasa diisap dengan tembakaudari buah-buahan/rokok teradisi bangsa arab). Setalah saya bikinkan dan syekh mulai meminum teh, saya keluar menuju Masjidil-Haram. Ketika kembali, saya melihat Syekh Yasin baru pulang mengajar dari Masjid Al-Haram dengan membawa beberapa kitab… saya menjadi heran, anehnya tadi di rumah menyuruh saya bikin teh, sekarang beliau baru pulang dari masjid.
Dikisahkan ketika K.H.Abdul Hamid di Jakarta sedang mengajar dalam ilmu fiqih “bab diyat”, beliau menemukan kesulitan dalam suatu hal sehingga pengajian terhenti karenanya… malam hari itu juga, beliau menerima sepucuk surat dari Syekh Yasin, ternyata isi surat itu adalah jawaban kesulitan yang dihadapinya. Iapun merasa heran, dari mana Syekh Yasin tahu…? Sedangkan K.H.Abdul Hamid sendiri tidak pernah menanyakan kepada siapapun tentang kesulitan ini..!
Ketika ayah saya tamat Darul-Uulum (Aliah), beliau dilarang oleh Syekh Yasin untuk melanjutkan studinya di Universitas manapun, ayah saya diperintahkan untuk mengabdi di Darul-Ulum. Sedangkan mata pelajaran yang pernah dipegang oleh ayah saya sejak tahun 1978 hingga 1990 adalah Hadits, Fiqih, Tauhid, Tarikh dan Geografi. Di samping itu Syekh Yasin pernah berdo’a untuk ayah saya agar menjadi seorang penulis… kekeramatan do’a beliau dapat dirasakan sendiri oleh ayah saya. Walaupun sibuk dalam pekerjaannya sebagai guru dan pegawai di kantor, namun beliau selalu menyempatkan diri untuk menulis. Dan kini tulisan beliau sudah mencapai 24 judul. Yang sudah dicetak sampai saat ini baru 12 judul saja… Ayah saya berkata pada saya, “ini berkat do’a restu Syekh Yasin dan Syekh Zainuddin” Oleh karena itu Ayah saya berpesan agar kami di Mesir, juga mencari seorang guru yang benar-benar pewaris Nabi, agar mendapatkan barokah do’a restu serta barokah ilmunya…
H.Mukhtaruddin asal Palembang bercerita, pernah ketika pak Soeharto sedang sakit mata, beliau mengirim satu pesawat khusus untuk menjemput Syekh Yasin. Ahirnya pak Soehartopun sembuh berkat do’a beliau. Kisah ini selanjutnya didengar sendiri oleh ayah saya dari Syekh Yasin.
Semoga Allah swt. merahmati beliau, amin ya Rabbal-Alamin….
________________________________________________________
(*)Ayahanda Ustaz Sukarnawadi H.Husnuddu’at dan buku “Riwayat Singkat” karangan H.M.Abrar Dahlan adalah rujukan utama saya dalam penulisan ini…
(*)Penulis pernah sekolah selama satu tahun di kelas 1 Madrasah Ibtida’iyyah Darul-Ulum Makkah, kemudian pindah ke Madrasah Syua’ul-Ma’rifah Aziziyyah Makkah…
(1)
assalamualaikum.
saya sangat terbantu dengan tulisan ustadz ini yang mengupas tentang syeikh yasin.
saya salah satu mahasiswa perguruan tinggi dijakarta. jurusan tafsir hadis,sedang menulis skripsi tentang “KONTRIBUSI SYEIKH YASIN DALAM PENYEBARAN HADIS DI INDONESIA”, jadi kalau boleh saya mau beli buku yang memuat tentang beliau.mohon bantuannya ustadz. no ha saya 081310259104.saya sangat perlu sekali buku itu.
syukron ustadz.
saya tunngu kabarnya
wasdi
assalamualaikumm…arwah ayah saya pernah menjadi murid syeikh yasssin….
nama nya muhammad zain bin yussuf baling kedah malaysia.
Cuba cari sheikh yg lain seperti mohammad nur bangkok,sykh hassan attakruni
ayahanda saya sudah ke rah matullah August 2007.
Assalamu’alaikum.
Sekedar tahaddust bin-nikmah, tadi malam selepas sholat isya kami bersama santri2 rubath jawa di makkah al mukarramah berkesempatan mengikuti haul al maghfurlahu Syaich Yasin bin Isa Al Fadany yang merupakan umdah silsilah sanad guru kami di jawa seperti Syaich Maemun Zubair alSarany hafidhohumullah dan lain-lain.
Saat ini mata rantai keilmuan Syaich Yasin al-Fadani di Makkah diteruskan oleh Syaich Abdul Hamid Al-Banjari yang semalam memimpin pembacaan manakib Syaich Yasin. Semoga Allah senantiasa menjaga bumi ini dengan memelihara para ulama pewaris nabiNya serta menganugrahkan kita kekuatan meneladani para ulama salafussholih. amin.
Untuk ustadz Wasdi di Jakarta, kalau tidak salah sampai sekarang di sebuah kampung di Jakarta masih ada beberapa komunitas murid2 Syaich Yasin yang masih rutin menyelenggarakan Haul untuk mengenang perjuangan dan keilmuan beliau. Barangkali info sekilas ini bisa ditelusuri lebih lanjut ke para masyayih dan habaib Betawi.
wassalamu’alaikum.
Assalamualaikum ustadz….
terimakasih banyak atas informasinya, mudah-mudahan tulisan ustadz bermanfaat dan barakah. saya mahasiswa ilmu keperawatan dan dulu nyantri di sebuah pondok di Kabupaten Banjar (Martapura), Kalimantan Selatan. Mudah-mudahan tulisan ustadz menjadi embun pengetahuan yang menyejukan hati ana yang sedang gersang, kering kerontang dan hampa.
wassalam….
Amiiiiin. Kami Juga senang seandainya tulisan sederhana ini bisa menjadi setetes embun…
97 karya beliau harus dicetak ulang di negeri kita agar dpt dijadikan rujukan
kami dari MWC NU kec. Karangjati, Kab. Ngawi mohon agar dikirimi artikel2 utk bahan mengaji di Ranting2…! Serta kalau Artikel tentang Study Ulumul Qur’an atau al Hadits. Thanks
Ass.wr.wb.
Alhamdulillah,sy sgt bersyukur & berterimakasih pd ustadz atas mengenang jasa2 guru kami tercinta al fadhilah al ‘alamah Musniddunya syeikh M.Yasin bin M.Isa alfadani almakky alhasani,smg ustadz kian sll mendapatkan curahan rachmat Alloh SWT,dan hrpan sy sudi kiranya ustadz dpt mengirimkan sanad para guru dr pd guru kami tercinta.trimakasih
assalamu’alaikum wr,wb
salam sejahetra saya sampikan kepada seluruh ummat muslim di mana saja berada. kalau ada yang mengetahui haul guru kita syech muh yasin al-fadani tolong beri tahu saya di no :02127973788
saya murid dari Syech Muh Muhajirin Al-Amsar Bekasi, Pondok Pesantren An-Nida, KH.Muh Syahfi’i hadzami,KH. Ali Wardi dan KH. Maulana Kamal Yusuf Terima kasih atas perhatiannya
tuk tahu info lebih lanjut : PONPES AL KHOLIDIN JakSel
sbgai tmbahan stiap hari minggu(pagi) ke-1 pengajian kitab di bogor kahuripan (darul kholidin) ke-2, 3, 4 di al kholidin dan stiap hari senin pagi di masjid al amjad.
Sungguh saya sangat takjub kpd syekh yasin,mudah2an beliau mndpt kdudukan yg mulia dsisi allah amiin yaa robbal ‘alamin
Assalamu’alaiku. Wr, Wb,
Kami sangat ucapkan banyak2 terima kasih atas tayangan tentang Fadhilatusy Syaik Muhammad Yasin Al-Fadiny. Kami juga sebagian diantara murid beliau. Kalau boleh kami urun rembuk. Bagaimana kalau sekiranya kita sebagai muridnya mengadakan Haul Akbar dalam setiap tahun, sebagaimana apa yang telah diselenggarakan Haul Akbar untuk Fadhilatisy Syaikh Ismail bin Ismail bin ‘Utsman bin Zain bin ‘Aly ‘Utsman Al-Yamany di Jawa Timur? sekaligus kita Reuni? Trim’s.
masya Allah, wafatnya orang alim, matinya alam ini.
alhamdulillah … kemarin malam tanggal 17 januari 2010 ana ikut haul seikh yassin al fadany di perapanca blok_A, ane hadir bersama kawan-kawan dari majelis AL-khoeriyyah jakarta pimpinan ustd Abdurrahman djaelani (ketua dewan dakwah FPI) besert ustd. Awit(wakil sekjen FPI) semoga segala yang telah dilakukan seikh yassin a-fadani menjadi motivasi bagi kami untuk menimba ilmu islam yang lebih baik lagi… sukron.
alhamdulillah,kita masih dipelihara sebagai umat islam yang terus bersatu,dan harapan saya sebagai pembelajar dari KH.Abdul Hamid Addary dan sekarang masih tetap meneruskan kepada putranya Alustadz M.Yamin ,marilah kita saling bergandengan tangan memperkokoh syariat Islam,Khususnya para regenerasi kita agar Qian sll mewarisi ilmu dari Guru tercinta Al-Fadhilatussyekh Muhammad Yasin bin Muhammad Isa Al_Fadani AL-Makky AL-Ahasani.
sekedar informasi untuk para pecinta ilmu 4JJI,setiap malam Rabu&malam Sabtu(20.00WIB) dikediaman Putra Alm.Almahgfiroh KH.Abdul Hamid AD-Darry salah satu murid kesayangan Al-FadhilatusSyekh Muhammad Yasin bin Muhammad Isa AlFadani Al-Makky Al-Hasani,di Jl.H.Nawi( Lampu Merah) dekat pasar Cipete,Smg 4JJI kian sll meridhoi langkah kita sll dan wafat dalam keadaan Husnul Khotimah.syukron Kastiron ( Arif Rachman Depok)
Ada yang tahu dimana saya bisa membeli kitab beliau? yang terjemahan. karena saya belum bisa baca bahasa arab.
Syaikh yasin jg meiliki seorang kaka (beda ayah) di rawa kalieung leuwisari tasikmalaya yang bernama dadang abd. Jabbar meninggal th 1951…jmlah saudaranya ada 8, 3 tinggal di indonesia
1. Yunus bin Hj. Isa (beda Ibu) – Padang
2. Dadang Abd. Jabar (beda bapak) – tasikmalaya
3. Yasin Isa Makkah KSA
4. M. toha (kandung) – karawang
5. Ibrahim – makkah KSA
6. Siti Zainab (kandung)- makkah KSA
7. Aminah (kandung)- Makkah KSA
8. Fatmah (kandung)- Makkah KSA
9. Hafsah (kandung)- makkah KSA
Ayah Syeikh Yasin sudah meiliki 1 org anak ketika menikah dengan ibunya dadang abd. jabbar bertemu setelah menetap di Makkah
terima kasih atas tambahan penjelasannya.
izin copy tq
Ass…
mohon bantuannya bagi yang bisa menjelaskan peran Syekh Yasin al-Fadany dalam jaringan ulama di Indonesia, saat ini saya sedang menyusun Skripsi dengan judul “Peranan Syekh Yasin al-Fadany dalam Jaringan Ulama Timur Tengah – Indonesia……
Mungkin jarang yang pernah dengar salah satu murid kesayangan Syekh Yasin di Jakarta selain KH Abdul Hamid adalah H Abdur Rauf Marasabessy. Saya melihat dan merasakan secara langsung bagaimana kedekatan keduanya (almarhum) dengan Syekh Yasin.
Suatu ketika sekitar tahun 1982, Syekh Yasin akan datang ke Jakarta. Seperti biasa, kalau Syekh akan datang maka para murid2 beliau di Jakarta akan berbondong-bondong menjemputnya di bandara Soekarno Hatta. Salah satunya Kyai yang juga anggota DPR terlihat masuk ke dalam bandara, agar bisa langsung menemui Syekh sesaat turun dari pesawat. Semua sibuk berusaha agar Syekh Yasin mau bersama mereka. Malam itu selepas maghrib saya menemati alm Abdurrauf Marasabessy dengan Damri juga datang ke bandara. Kami hanya berdiri dari kejauhan.
Namun Alhamdulillah tiba-tiba Syekh Yasin keluar dari salah satu pintu dan langsung mengapit tangan Alm Abdurrauf Marasabessy untuk langsung naik ke sebuah mobil sedan bersamanya. Akhirnya di bangku belakang mobil Sedan itu berisi Syekh Yasin, Abdurrauf dan saya. Sementara di bagian depan, ustaz Nur Zuhri dan pengemudi.
Cerita masih berlanjut. Seharusnya Syejkh Yasin sudah disiapkan kamar di Grand Hyatt, ternyata beliau minta langsung ke rumah kh abdul Hamid Cipete. Setiba disana kami makan bersama – disini juga terlihat bagaimana Syekh Yasin sangat dekat KH Abdul Hamid dan Abdurrauf Marasabessy. Syekh dengan sangat biasa memilah daging di piringngnya untuk diberikan ke keduanya. Begitu juga saat menikmati shisa – saya lihat hanya kedua murid kesayangannya itu yang diberikan secara bergantian untuk menghisapnya. Subhanallah.
Kesayangan Syekh Yasin terhadap Alm Abndurrauf Marasabessy – ditunjukkannya dengan memaksa untuk mengunjungi kediaman alm Abdurrauf. Seperti biasa kalau syekh Yasin ke Jakarta, maka sepanjang hari hingga malam tak habis habisnya tamu menemuinya. Suatu malam sekitar pukul 12 malam, di tengah ramainya tamu yang berkunjung di rumah KH Abdul Hamid- secara diam-diam Syekh Yasin pergi mengunjungi rumah kontrakan almarhum Abdurrauf Marasabessy di Tulodong atas Senopati Jakarta.
Dalam ilmu hikmah banyak tamu-tamu yang biasa menemui syekh Yasin dialihkan untuk menemui Alm Abdurrauf Marasabessy di Jakarta. Bukan hanya tamu2 dari Indonesia, bahkan dari Arab Saudi justru datang ke Indonesia menemui Abdurrauf Marasabessy atas arahan Syekh Yasin. Almarhum Abdurrauf Marasabessy selama di Jakarta hingga akhir hayatnya bekerja di atase bidang Agama Kedubes Saudi Arabia.
Semoga cerita ini membangun ingatan para murid Syekh Yasin di Indonesia, tentang seorang sahabatnya selama sama-sama bermukim di Saudi Arabia. Menurut cerita almarhum Abdurrauf, beliau berangkat ke Saudi Arabia saat berumur 11 tahun – dan bermukim hampir 19 tahun sebelum ke Mesir. Allah yarham..
mksh semuanya…
Allahummanfa`na bima alamtana wa `allimna ma yanfa`una warzuqna `ilman nafi`a…….. aamin..
trimakasih infonya
Sekedar info Ada salah satu Kyai di warung buncit yang sangat dekat dengan Syekh Yasin & KH. Abdul Hamid yaitu KH. Hasan Azhari, Beliau adalah Kyai yang Tawadhu.
terimaksih atas tulisan yg sangaaaatttt berharga ini, Beliau adalah guru saya karena beliau adalah sahabat guaru saya “SYAIKH ZAINUDDIN AL-ANPNANI (PENNDIRI NAHDLATUL WATHAN)
alhamdulillah wasyukrulillah, setelah membaca kisah Syeikh Yasin aq jdi semangat mempelajari ilmu agama
Semoga kita mendapat Barokah ilmu Beliau
Amin
Subhanallah, ulama yg mutabahr, dan syaikh nuruddin marbu albanjari adlhah trmsuk murid dekat beliau.
Salam sahabat,
Sedikit cerita tentang Allahyarham Syekh Yasin Padang atau yang dipanggil oleh orang kampung ayahnya dengan “Haji Makkah”. Beliau mempunyai murid yang ramai, tersebar di pelbagai negara. Selain yang telah disebut-sebut oleh banyak penulis, seperti Syekh ‘Ali Jum’ah, Kyai Sahal Mahfuz dan lain-lain, beliau juga “mewariskan” ilmu kepada murid-muridnya di Malaysia. Saya mahu menyebutkan beberapa nama seperti Tan Sri Hassan Azhari (Qari yang melaungkan azan waktu Malaysia Merdeka, 1957), Dato’ Syekh Abdul Halim Abd Kadir (Yang Dipertua Persatuan Ulama Malaysia atau Ketua Umum MUI kalau di Indonesia), Dato Paduka Dr Muhammad Nur Lubis (Pegawai Istinbat Kanan/Senior di Jabatan Mufti Kerajaan Brunei), Profesor Muhibuddin Wali (Ulama Acheh yang pernah menjadi Guru Besar di Universiti Islam Antarabangsa Malaysia), dan masih banyak lagi yang lain.
Di masa hidupnya, “Si Haji Makkah” berkawan akrab dengan Syekh Muda Wali (Ulama Minang yang berkhidmat di Acheh Darussalam) dan Syekh Ali Hasan Ahmad al-Dari (Profesor di IAIN Sumatera Utara).
Demikian, sekilas info dari saya semoga bermanfaat.
Salam,
Jannatul Husna bin Ali Nuar @ Anuar
Penulis Tesis MA di Universiti Malaya dan Ph.D di Universiti Brunei Darussalam tentang Syekh Yasin Padang